Anatomi Sendi Rahang
Sendi rahang atau Temporomandibular Joint (TMJ), membentuk artikulasi antara mandibula (rahang
bawah) dengan tulang temporal cranium. Sendi ini menjadi artikulasi antara 3 permukaan tulang, yaitu
fossa mandibula, articular tubercle dan kondilus mandibula. Pada kondisi normal, dengan
mekanismenya yang unik, di antara ketiga permukaan tulang tersebut terdapat bantalan sendi yang
disebut dengan diskus artikularis (articular disc) (Gambar 1).
Pergeseran Bantalan Sendi
Apabila terjadi gangguan sendi rahang, bantalan sendi dapat bergeser dari posisi normalnya pada
waktu gerakan rahang membuka dan menutup mulut (Intenal Derangements) (Gambar 2). Pada kasus
Disc Displacement with Reduction, bantalan sendi yang bergeser dapat kembali lagi ke posisi awalnya.
Pergeseran bantalan sendi ini kadang disertai dengan bunyi dan nyeri. Sedangkan pada kasus Disc
Displacement without Reduction, bantalan sendi tetap berada di depan kondilus dan tidak dapat
kembali ke posisi normalnya. Hal ini menyebabkan keterbatasan bukaan mulut (kurang dari 40 mm),
defleksi pola bukaan mulut, rahang terkunci, kemungkinan timbul bunyi dan nyeri.
Bunyi pada Gangguan Sendi Rahang
Beberapa bunyi sendi rahang dan penyebabnya:
-
Clicking dan Popping :
Bunyi tunggal dan tajam yang dihasilkan dari gerakan bantalan sendi rahang dan kepala kondilusyang tidak selaras. Popping terdengar lebih keras daripada clicking.
-
Krepitus :
Bunyi berderak atau mengikis, seperti amplas yang bergesekan. Hal ini sering disebabkan olehpermukaan sendi yang kasar, dan merupakan tanda umum osteoarthritis.
Nyeri pada Gangguan Sendi Rahang
Apabila pergeseran bantalan sendi rahang ke arah depan tidak mendapatkan perawatan yang
adekuat, maka kondilus mandibula akan menekan jaringan retrodiscal (Gambar 4). Karena jaringan ini
kaya akan persayarafan dan vaskularisasi, maka dari sinilah proses timbulnya nyeri.
Perubahan bentuk bantalan sendi dapat terjadi akibat gangguan fungsional sendi rahang. Bantalan
sendi rahang menjadi lebih tipis, bahkan sampai berlubang. Nyeri dapat timbul apabila permukaan
tulang saling bergesekan langsung tanpa bantalan dan pelumas. Pergesekan langsung ini dapat
memicu timbulnya perubahan permukaan tulang menjadi lebih kasar dan timbul peradangan
(osteoarthritis)
Kekakuan otot pengunyahan akibat gangguan fungsional sendi rahang juga dapat menyebabkan
timbulnya nyeri. Nyeri ini dapat diperparah dengan keadaan psikologis penderita.
DAFTAR PUSTAKA
-
Okeson JP. Management of temporomandibular disorder and occlusion. 7th Ed. St Louis Missouri:
Elsevier; 2013.
-
Dawson PE. Functional occlusion: from TMJ to smile design. St.Louis: Mosby Inc; 2007.
-
Okeson JP. Bell’s orofacial pains: the clinical management of orofacial pain. 6th ed. Chicago:
Quintessence Publishing Co, Inc; 2005.
-
Schiffman E et al. Diagnostic criteria for temporomandibular disorders (DC/TMD) for clinical and
research applications: Recomendations of the International RDC/TMD consortium network and
orofacial pain special interest group. J Orofac Pain 2014;28(1):6-27
Siap Mendapatkan Gigi Baru Hari Ini?
Konsultasi gratis dengan dokter spesialis kami untuk mengetahui apakah Anda cocok untuk implan gigi sehari jadi
Dapatkan Info Lebih Lanjut